Kaduaja Ponpes Al-Hidayah _Puluhan Santri Ponpes Al-Hidayah Kaduaja Kecamatan Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja harus berjalan kaki menyusuri lereng gunung yang sangat terjal, licin, kaki penuh lumpur dan bahkan tidak sedikit dari mereka harus mengganti pakaian seragam karena hujan deras sejak jam 4,30 dinihari 8/02/2022 demi untuk menuntut ilmu.
Mereka adalah Santri dari Gunung Sangbua, Pessaluan Lembang Gandangbatu, Tekko Lembang Buntu Sisong Kecamatan makale Selatan, yang tidak mondok karena fasilitas Asrama Pondok yang masih terbatas, hanya menampung sampai 100 orang Santri. Fasilitas asrama yang tersedia hanya menampung santri dari wilayah-wilayah yang paling jauh dan tidak bisa dijangkau.
Menurut salah seorang Santri dari Tekko Lembang Buntu Sisong Kecamatan Makale Selatan, Sulvianti yang pernah meraih Juara II KSM tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, bahwa “Saya harus tetap kuat dan semangat walaupun harus berangkat dari rumah ba’dah subuh dengan cuaca hujan yang deras dan menempuh jarak sekitar 10 km demi untuk masa depan. Saya merasa rugi ketika saya tidak mengikuti setiap mata pelajaran.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Santri lain dari Dusun Sangbua yang harus berjalan kaki menyusuri lembah yang terjal demi untuk masa depannya.
“Selagi kami masih bisa berjalan, walaupun nyawa taruhannya, kami tetap datang disekolah demi untuk meraih apa yang kami cita-citakan. Hujan deras dan jalanan yang terjal bukan penghalang, tapi justru menjadi penyemangat untuk meraih apa yang kami cita-citakan ”. Ungkap Nur Isran (salah seorang siswa berprestasi di MAS Kaduaja).
Begitu halnya yang dialami salah seorang Santri dari Pessaluan, Rahmi Tallao yang masih duduk di tinkat TK/RA Al-Ikwan Kaduaja. Seluruh pakaian yang dikenakan basah kuyup, sehingga kakak seniornya turut membantu untuk mengganti pakaiannya, kemudian mengeringkan di mesin cuci tetangga sekolah. Walaupun dengan basah kuyup, di raut wajahnya ada senyum keceriaan ketika memasuki pintu gerbang sekolah, apalagi ketika bel tanda masuk sudah berbunyi.
Disisi lain Safruddin, Pimpinan Pondok yang ikut menyaksikan suasana santri hari ini menyakatan bahwa “Kami selaku Pimpinan Pondok merasa terharu dan bangga atas semangat para santri untuk tetap datang belajar walaupun dengan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Ini menjadi ini menjadi tantangan baru buat kami untuk berbuat dan berpikir menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh seluruh santri yang ada. Mereka adalah aset bangsa yang perlu diperhatikan.
“Sebenarnya kami ingin memberikan yang terbaik kepada seluruh Santri, namun karena dengan keterbatasan yang ada, baik dari segi anggaran maupun pengadaan fasilitas lain terutama asrama, sehingga kami menjalankan lembaga ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Kami sangat berharap kedepan ada yang pihak yang bisa membantu mengatasi berbagi problem yang kami hadapi terutama pengadaan fasilitas Asrama untuk bisa menampung semua santri yang menempah ilmu di Popes Al-Hidayah Kaduaja. Ungkap Safruddin.